“Banjir kiriman dari Bogor”

Kita mungkin sudah lekat dengan kata “banjir kiriman dari bogor” saat musim penghujan tiba. Mungkin banyak yang menganggap biasa dengan kata tersebut, tapi tidak dengan saya sebagai putra bogor walaupun dilahirkan dan tumbuh besar di daerah pinggiran kabupaten Bogor. Saat mendengar kata tersebut hati saya sedih sekali karena mengapa bogor yang selalu menjadi kambing hitam saat daerah lain dilanda bencana banjir. Oleh karena itu saya ingin mencoba mencurahkan isi hati saya yang sangat tidak mendengar kata-kata tersebut.
Pada saat mendengar kata dan tulisan “banjir kiriman dari bogor” maka terfikir bogor adalah penyebab utama dari bencana ini. Padahal jika kita lihat fakta yang ada saya ingin sharing sedikit pengetahuan yang saya alami dan lihat secara nyata. Apakah Bogor adalah pengirim banjir?
Jika kita lihat suasana dan keadaan bogor saat ini khususnya Puncak sebagai daerah resapan air dan pencegah bencana ini telah banyak berdiri Vila-vila megah nan mewah dan tempat rekreasi yang berdiri dengan menggunakan daerah yang seharusnya ditumbuhi pohon-pohon rindang sebagai peresap air, jika kita sadari fakta yang ada maka tidak lebih dari 10 % bangunan megah yang menggantikan habitat dari pohon atau tumbuhan itu adalah milik warga bogor tapi sebagian besar dimiliki oleh warga luar bogor dan tidak sedikit pula dimiliki oleh warga yang rumahnya terletak di daerah yang biasa dilanda banjir kiriman dari bogor. Jika dibilang pula sampah warga bogor yang menyebabkan bencana tersebut. Kita mungkin sempat berfikir itulah penyebabnya tapi coba lihat pada weekend dan hari-hari libur daerah bogor ramai dipadati mobil-mobil luar kota yang semakin membuat macet kota bogor yng sudah terkenal dengan kota sejuta angkotnya, mereka beralasan ingin menikmati liburan dan melepaskan lelah. Coba kita lihat apakah mereka membuang sampah pada tempatnya? Menurut saya sebagian besar tidak, jadi jika kita fikir sampah warga bogor yang dibuang sembarangan ditambah sampah para pelancong luar kota maka jumlahnya akan semakin buanyak, jadi salah jika sampah warga bogor menyebabkan banjir tapi sampah warga bogor+ditambah sampah pelancong yang beberapa bagian tinggal di kawasan bencana tersebut yang menyebabkan banjir. Saya akui aliran “banjir kiriman dari bogor” di derah bogor belum tertata dengan baik tapi keadannya jauh lebih baik dari aliran “banjir kiriman dari bogor” di daerah yang selalu menyebut kata-kata tersbut.
Saya akui warga bogor bukan warga yang sempurna tapi setelah memperhatikan fakta-fakta yang saya alami dan lihat sendiri, dengan rasa hormat dan tidak bermaksud untuk menyinggung bahkan meghina, masih pantaskah kata “Banjir kiriman dari Bogor” dan dearah Bogor menjadi kambing hitam dari semua ini?